Minggu, 01 Maret 2009

sang jendral turun gunung


saat negara sedang memerlukan sang pemimpin, ditengah pergolakan politik negeri yang hendak meminang sang presiden, ditengah pertempuran adu visi misi, sang jendralpun muncul kembali karena merasa punya tanggung jawab terhadap kemerdekaan yang telah ia perjuangkan dahulu, indonesia raya, ya... negeri indonesia tercinta, yang dahulu disemai dengan butiran - butiran keringat dan disirami dengan cucuran air mata serta keringat kini menjadi ajang perebutan kekuasaan, nama, serta kepentingan, rakyatpun seakan menghilang dari permukaan tertelan ombak politik yang selalu memihah pada pemeran polotik. inilah yang membuat sang jendral merasa harus segera turun gunung untuk meluruskan cita - cita kemerdekaan yang telah menyimpang. Naga Bonar sebut saja dia Naga Bonar, setelah menyampaikan saran serta usulan melaluai tayangan layar kaca tentang hendak kemana sebaiknya negeri ini, dan ternyata sang presiden tak mengerti juga akhirnya jalan terakhir ia harus turun sendiri, kembali bertempur dalam kanca politik. "bagaimana korupsi akan biasa diberantas, sedangkan yang mau memberantas pernah terjerat kasus yang sama" ungkapnya disalah satu stasiun televisi suasta.terlalu banyak sudah politikus dinegeri ini, sehingga negeri tak ubahnya kanfas tempat pelukis menorehkan karyanya, sehingga lupa kepada siapa karya itu akan di persembahkan, tujuan utama hanyalah mengejar target berupa jumlah, siapa yang bisa melukis paling banyak ialah pemenang lomba, bukan lagi siapa lukusannya yang paling bagus. semoga sang jendral yang baru turun gunung ini mampu memberi nilai yang berbeda dengan para pelukis-pelukis yang telah menyesaki antrian untuk duduk di singgasana kerajaan indinesia raya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar